Kemampuan Yang Pintar Merayu Wanita Untuk Ngeseks
DominoQQ - ini
merupakan pengalaman pertamaku. Tapi bukan berarti baru pertama kali aku
melakukan senggama, tapi pertama dalam arti mendapatkan wanita dengan status
setengah perawan. Lho kok
Setengah
perawan itu dengan pengertian, tidak pernah disetubuhi laki-laki, tapi
kemaluannya pernah dijilati pacarnya dan dimasuki jari tangan sehingga
perawannya jebol, tapi masih perawan karena tidak pernah dimasuki kemaluan
lelaki. Ini yang disebut setengah perawan. Aku mendapatkan Fitri secara
kebetulan. Ketika itu, aku yang senang naik bus kota karena banyak bertemu
dengan karyawati, sedang menunggu di halte bus kawasan Slipi.
Ketika
sedang duduk-duduk menanti bus, seorang gadis dengan wajah tidak terlalu cantik
dan tidak jelek, berkulit putih dengan payudara yang tidak terlalu besar
(seperti kesukaanku), berjalan ke arahku dan langsung duduk di sebelahku.
Perilakunya terkesan cuek, seperti pada umumnya cewek Jakarta. Aku mencari
akal, bagaimana cara untuk mengajak ngomong cewek ini. Aku si penjahat kelamin
punya pikiran untuk minta maaf karena akan merokok.
Kemampuan Yang Pintar Merayu Wanita Untuk Ngeseks
Ketika
aku minta ijin merokok, Fitri dengan senyum manisnya menyatakan tidak
keberatan. Selanjutnya obrolan kian akrab dan saling tukar nomor handphone. Aku
dan Fitri kemudian berpisah karena tujuan kami berbeda. Aku mau ke Blok M
sedang Fitri mau ke Kampung Melayu, rumah temannya.
Malam
harinya, aku sudah tidak sabar untuk menghubungi telepon selulernya. Obrolan
pun terjadi, cukul lama. Hampir setiap hari aku telepon. Obrolannya pun mulai
mengarah ke masalah pacaran. Dia mengaku baru saja putus dengan pacarnya karena
menghamili gadis lain.
Pura-pura
sok suci, aku pun menasehatinya untuk tabah dan tawakal karena memang bukan
jodohnya. Hubungan via telepon ini cukup lama, sekitar dua minggu dan hampir
setiap hari aku selalu menghubunginya. Menginjak minggu ketiga, aku
memberanikan diri mengajak untuk jalan-jalan. Karena aku belum lama di Jakarta,
aku minta diantar ke Ancol, ternyata Fitri tidak keberatan.
Malam
Minggu, aku dan Fitri dengan naik sepeda motor pergi ke Ancol. Aku berpura-pura
alim dan bercerita tentang masa laluku, dan cerita itu kubuat sedemikian rupa
sehingga terkesan aku ini punya sifat terbuka. Dia juga menceritakan masa
lalunya, termasuk tentang dirinya yang sudah setengah perawan. Di Ancol, aku
juga menghindari untuk menciumnya. Ternyata sikapku yang sok suci ini membuat
dia jatuh hati.
Memasuki
minggu keempat, dia mengajakku untuk pergi jalan-jalan. Dia minta ke puncak dan
berangkat minggu pagi. Usulnya kuterima dengan alasan aku juga belum pernah ke
sana (padahal, di kawasan dingin itulah, aku sering membawa cewek-cewek
Jakarta). Sekitar pukul 06.00, aku sampai di Terminal Rambutan dan tidak lama
kemudian dia juga sampai di satu titik yang telah ditetapkan bersama.
Singkat
cerita, sekitar pukul 08.30, aku dan dia sampai di Puncak. Setelah sarapan,
kita kemudian mencari tempat untuk melihat-lihat pemandangan. Di puncak, aku
melihat Fitri mulai aktif dengan menggandeng tanganku. Aku berpikir, inilah
saatnya untuk mengeluarkan jurus terampuh, apalagi Fitri ini termasuk wanita
terlama yang aku minta menyerahkan barangnya (sekitar sebulan).
Setelah
mendapatkan tempat duduk, aku dan Fitri kemudian terlibat pembicaraan hangat.
Saat itu, mendung semakin tebal. Aku si penjahat kelamin kemudian bilang sama Fitri
untuk mencari tempat karena hujan lebat tidak lama lagi akan turun. Tanpa
kuduga, Fitri menerima karena dia mengaku senang dengan sifat keterbukaanku dan
berharap aku bisa jadi suaminya. Itulah kelemahan wanita, yang cepat percaya,
yang akhirnya akan jadi korban lelaki.
Aku
dan Fitri kemudian mencari tempat dan tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya.
Singkat cerita, aku dan Fitri sudah masuk ke kamar. Dengan sikap jantan dan
tidak tergesa-gesa, aku dan Fitri kemudian menonton televisi sambil
ngobrol-ngobrol dan sekali-kali menyinggung tentang seks, terutama ketika
kemaluannya dicium oleh pacarnya dulu. Pertanyaanku ini ternyata membuatnya
bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, kecuali pada calon suaminya.
Dengan rayuan gombal, Fitri tampak percaya sekali kalau aku merupakan calon
suaminya.
Kemudian
kucium pipinya dan Fitri diam saja sambil menutup matanya. Setelah itu, dengan
gaya halus, aku minta ijin untuk mencium bibirnya. Tanpa ada jawaban, Fitri
langsung menyosor bibirku, dan tanpa dikomando bibirnya segera kulumat dan
tanganku menggerayangi payudaranya yang tidak terlalu besar.
Ketika
putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai membuka
pengait BH-nya sehingga terbukalah bukit kembar miliknya. Sementara bibirku
sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tapi sudah menjilati telinga, dan
lehernya.
Karena
buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah
menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang.
Tangankupun tidak tinggal diam, retsleting celana panjangnya kubuka dan
tanganku menerobos masuk dan dia tampaknya diam saja.
Sambil
memainkan clitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku
merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku coba membuka celana panjangnya,
ternyata dia mengangkat pantat sehingga memudahkan aku melepas celana panjang
sekaligus celana dalamnya. Setelah terlepas, tanganku pun membuka baju kaos dan
BH-nya.
Dalam
waktu singkat, Fitri sudah telanjang bulat sedang aku masih berpakaian rapi.
Melihat ini, Fitri pun protes dan segera membuka T-Shirt warna putih milikku.
Bersamaan itu pula, aku si penjahat kelamin melepas celana panjang dan celana
dalamku sehingga aku dan dia sama-sama telanjang bulat.
Dalam
keadaan begitu, aku kemudian mengajaknya masuk ke kamar dan dia tampak setuju
atas ajakanku. Begitu duduk di pinggir kasur, aku langsung menyerang bibirnya
dan tangannya kubimbing untuk memijit-mijit penisku yang sudah menegang berat.
Sedang tanganku kembali ke vaginanya yang sudah becek.
Tak
lama kemudian, aku mendorongnya jatuh ke kasur. Mulutkupun segera menyusuri
bukit kembarnya. Fitri terus-menerus melenguh dan tampak sudah pasrah. Ketika
aku minta supaya penisku dimasukkan, dia tak menjawab dan hanya tangannya
merangkul leherku erat-erat. Inilah tanda-tandanya dia sudah tidak kuat.
Aku
pun segera menindihnya dan tanganku mengarahkan penisku ke liang vaginanya.
Ketika kudapati lubang kenikmatan, segera penisku kutekan. Tapi tidak segampang
wanita lain yang pernah kuajak bersenggama, lobang vagina Fitri sangat sempit
sekali. Berkali-kali kucoba untuk menekannya, masih tak berhasil menembus juga.
Setelah
lama dengan keringat membasahi tubuh, kepala penisku akhirnya dapat masuk, tapi
setelah itu seperti lubangnya buntu. Karena aku sudah capek, babak pertama
dengan tanpa hasil itu kuhentikan. Aku si penjahat kelamin dan dia kemudian
tiduran sambil tanganku memainkan puting susunya. Selang beberapa saat
kemudian, aku dan Fitri tertidur.
Sekitar
satu jam kemudian, aku terbangun karena kedinginan dan penisku tegak kembali.
Aku kemudian mencium kening Fitri hingga terbangun. Setelah itu, aku langsung
melumat bibirnya yang cukup sensual. Tanganku kembali bermain di vaginanya
hingga basah.
Melihat
kenyataan ini, aku kembali menindihnya dan mencoba memasukkan penisku dan
ternyata kembali gagal, hanya kepala penisku yang masuk. Karena berkali-kali
gagal, aku kemudian mengangkat kakinya yang kecil mulus ke atas hingga belahan
vaginanya terlihat jelas. Dalam posisi ini, aku mencoba memasukkan penisku dan
lagi-lagi hanya kepalanya saja yang masuk.
Aku
kemudian berpikir bahwa Fitri barangkali tegang hingga otot-otot vaginanya ikut
tegang sehingga elastisitas vaginanya menjadi berkurang. Karena itu, aku
kemudian mendiamkan saja kepala penisku terbenam di liang vaginanya dan aku
kemudian membisikkan kata-kata gombal kepadanya.
Tampaknya,
rayuanku mengena sehingga kurasakan otot-otot vaginanya mulai melemas dan
kesempatan itu kugunakan untuk kembali menggenjot penisku dan berhasil masuk
setengah, setelah itu vagina Fitri kembali mengeras. Melihat ini, aku
membiarkan penisku terbenam tanpa berusaha kucabut. Rayuanku pun tak berhenti.
Selang
beberapa waktu kemudian, aku kembali merasakan otot vaginanya melemas dan
kembali kutekan penisku hingga masuk dan total sekitar tiga perempat. Setelah
itu, otot vaginanya kembali kaku dan tidak melemas meski sudah kurayu atau
kubisikkan supaya tidak tengang dan menerima saja keadaan ini karena sudah
telanjur masuk.
Karena
buntu, aku berusaha mencabut penisku. Ketika akan kutekan lagi, ternyata buntu.
Aku si penjahat kelamin kemudian memintanya untuk rileks dan akhirnya penisku
bisa masuk tiga perempat seperti semula. Aku kemudian mencabut penisku dengan
perlahan, begitu keluar aku kembali memasukkannya, ternyata buntu lagi. Terus
terang aku menjadi keki juga. Aku lantas bilang untuk rileks saja, dan kalau
dia rileks maka penisku bisa masuk tiga perempatnya.
Karena
pengalamanku dua kali, aku tak mau mencabut tapi langsung memutar-mutarkan
penisku, dan terlihat olehku bibirnya menyeringai dan sesekali dia melenguh
panjang. Kurasakan, vaginanya sangat basah. Ketika kutanya apakah sakit, dia
ternyata diam saja maka penisku kembali kuputar-putar dan lama-lama menjadi cepat,
ketika itu pula dia melenguh panjang dan tangannya mencengkeram punggungku.
Ketika itulah, dia menjerit panjang sambil mengatakan, “Aduh Mas, enak Mas..”.
Mendengar
ini, putaranku semakin cepat dan selang beberapa lama dia menjerit dengan
mengatakan hal yang sama. Ketika aku merasakan vaginanya sudah sangat basah,
kucoba untuk mencabut penisku dari liang vaginanya, begitu aku menekan lagi
ternyata buntu lagi. Sungguh, aku sangat heran dan baru pertama kali ini aku
menemukan vagina seperti ini.
Karena
sudah keki, aku minta dia supaya menjilati penisku. Awalnya, dia menolak karena
tidak biasa dan jijik. Tapi setelah kurayu dan aku janji akan menjilati
vaginanya, dia pun setuju. Setelah aku mencuci penisku, dia mulai menjilati.
Awalnya, jilatannya tidak terasa karena masih merasa jijik. Tapi lama kelamaan
jilatannya menggairahkan dan Fitri mau memasukkan penisku ke mulutnya.
Gerakannya
pun makin lama makin kuat. Karena aku sudah terangsang dan sejak tadi begitu
lama berjuang untuk mengebor vaginanya, akupun merasa penisku mulai
berdenyut-denyut. Tanpa harus kutahan (daripada tambah pusing) aku pun
mengeluarkan spermaku ke mulutnya.
Merasa
ada cairan masuk ke mulutnya, Fitri melepas kulumannya dan memuntahkan sperma. Fitri
lantas seperti orang mual mau muntah. Aku si penjahat kelamin tak peduli dan
tanganku mengocok-ngocok penisku hingga spermaku banyak yang tumpah di kasur
dan tubuhnya. Setelah aku dan Fitri mencuci kemaluan masing-masing, kemudian
kami tiduran di kasur. Selang beberapa lama, Fitri memintaku untuk gantian
menjilati vaginanya.
Meski
aku di kantor terkenal dengan julukan penjahat kelamin, tapi aku belum pernah
menyosor barang milik perempuan, karena aku yakin wanita yang kutiduri selalu
puas dengan permainan ranjangku.
Post a Comment