Sungguh Menggairahkan Dunia Malam Itu

Sungguh Menggairahkan Dunia Malam Itu
Sungguh Menggairahkan Dunia Malam Itu
BeritaUmum - Namaku Radit. Aku bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media cetak. Aku akan menceritakan pengalamanku yang berhubungan dengan dunia lesbian.
Suatu ketika aku pergi ke luar kota dengan kendaraan sendiri. Di tengah perjalanan dadaku merasa sesak. Aku menghentikan mobilku ke pinggir jalan. Waktu itu hampir pukul 8 malam. Keadaan di sekeliling adalah persawahan yang gelap dan sepi. Hanya ada sebuah rumah agak jauh di depan. Ada papan namanya. Yang bisa kubaca hanya ‘Jam praktek 17.00-21.00’. Dari situ aku bisa tahu kalau itu rumah dokter.

Aku jalankan mobil sampai depan rumah itu. Ternyata benar. Dokter Novi. Aku turun dan langsung masuk dengan membuka pintu yang setengah terbuka. Aku terkejut. Dua orang wanita saling berpelukan. Memang saling berpelukan tidak akan mengejutkan. Tetapi yang mengejutkan adalah mereka berdua dalam keadaan telanjang.

Aku sengaja terbatuk. Salah satu dari mereka malah mengajak aku untuk bergabung. Kalau dadaku tidak sakit, mungkin aku langsung saja buka semua pakaian. Tapi sekarang aku datang dengan keluhan. Mereka berdua akhirnya sadar. Mereka berdua cepat mengenakan pakaian tanpa memakai pakaian dalam yang berserakan di lantai.

Sang dokter yang bernama Novi sudah berusia sekitar 32 tahun. Tingginya sekitar 158 cm dan beratnya sekitar 51 kg. Kulitnya putih mulus dan di telinganya tergantung sebuah kacamata minus. Rambut hitamnya lurus dan panjang.
Perawatnya. Namanya Sari. Usianya sama denganku. 22 tahun. Tingginya sekitar 155 cm dan beratnya sekitar 45 cm. Kulitnya sawo matang sama denganku. Rambutnya lurus dan hitam terpotong pendek ciri khas seorang perawat.

Ketika diperiksa, aku berpikiran untuk mengundang mereka berdua ke Yogya. Aku ingin melihat langsung percumbuannya. Hanya melihat. Tidak bergabung dalam percumbuannya. Kuutarakan hal ini setelah selesai diperiksa. Mereka berdua setuju. Kami saling bertukar nomor telepon.
Akhirnya kami bertemu di sebuah hotel berbintang di kota Yogyakarta. Malam itu aku melihat langsung mereka berdua bercumbu di kamar hotel tersebut. Mereka melakukannya seolah-olah tidak ada orang yang melihat. Kurekam dengan handycam setelah minta ijin mereka berdua. Aku juga minta ijin untuk menyebarluaskan permainan mereka sebagai sebuah VCD porno. Dalam waktu dekat pembaca mungkin bisa mendapatkannya di pasaran dengan judul yang sama dengan judul diatas. Kupilih judul itu karena pengambilan gambar dilakukan pada cahaya lampu yang berintensitas kecil atau samar-samar.

Pada awalnya mereka berdua dengan menari-nari melepaskan satu persatu pakaian yang dipakai dengan iringan musik lembut dari sebuah CD yang kuputar. Tidak lupa juga Novi melepas kacamata yang dipakainya. Setelah mereka berdua telanjang bulat, iringan musik lembut berganti dengan desahan-desahan kenikmatan.

Novi menghampiri Sari yang duduk di kursi sofa. Diciumnya bibir Sari. Tangan kanan Sari membelai payudara kiri Novi yang berukuran 34. Sari merubah posisinya dengan bertumpu pada kedua tangan dan lutut. Dari belakang Novi membuka vagina Sari dan menghisap vagina Sari dengan lidahnya. Lalu jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Sari. Tangan kanan Sari meremas sendiri payudara kanannya yang berukuran 38.

Kemudian Novi menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke pantat Sari. Dia lalu duduk di atas pantat Sari dan mengesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggung Sari. Beberapa menit kemudian Novi berdiri dan Sari kembali duduk. Sari duduk sambil tangan kanannya membelai vaginanya sendiri sambil melihat Novi berdiri dan meremas-remas kedua payudaranya sendiri bergantian.
Novi kemudian jongkok di depan Sari. Dihisapnya vagina Sari dengan lidahnya.

Sari memegang kepala Novi. Novi sendiri juga mengocok vaginanya sendiri dengan jari tengah tangan kanannya dari arah pantat. Sari merebahkan tubuhnya ke kursi sofa. Ditariknya Novi supaya naik ke atas kursi sofa. Novi naik dan menyodorkan payudara kanannya ke mulut Sari yang langsung menjilatinya sambil membelainya. Novi sedikit turun ke bawah yang menyebabkan lidah Sari menjilati lehernya. Sementara payudara kanannya masih dibelai dan diremas-remas oleh Sari. Novi membelai vagina Sari dengan tangan kanannya.

Lalu Novi berdiri dan mengambil segelas air dari meja. Sari juga berdiri dan merapat ke tubuh Novi. Payudara kanannya dijilati oleh Novi yang payudara kanannya menempel di bawah belahan kedua payudara Sari. Sedangkan payudara kirinya disambut belaian tangan kiri Sari yang pinggangnya dipeluk oleh Novi. Sari menurunkan tubuhnya sedikit sehingga mulutnya dapat menghisap payudara kiri Novi. Mulutnya setengah terbuka menerima air yang ditumpahkan Novi ke payudara kirinya. Payudara kanannya digesek-gesekkan ke paha kiri Novi. Sari lalu menjilati payudara kiri Novi yang basah.

Novi menarik Sari untuk berdiri. Diciumnya bibir Sari dengan penuh nafsu. Sari membalas dengan tak kalah nafsunya. Mereka berjilatan lidah. kedua payudara mereka saling bergesekan. Sari turun kembali dan langsung menghisap vagina Novi dengan lidahnya. Tangan kanannya meremas-remas payudara kanannya sendiri.

Sari kemudian membimbing Novi untuk tengkurap di meja dengan kedua kaki masih dibawah. Sari jongkok di antara kedua kaki Novi dan mengangkangkan kakinya. Dihisapnya vagina Novi dengan lidahnya dari belakang sambil tangan kanannya membelai paha kanan Novi. Sedangkan Novi meremas-remas payudara kanannya sendiri. Lalu Sari ikut merapat ke meja. Dari arah samping Sari mencium bibir Novi yang langsung dibalasnya juga dengan ciuman. Payudara kanannya saling bergesekan dengan payudara kiri Novi. Tangan kanannya membelai pantat Novi. Dia lalu berdiri di belakang Novi. Digesek-gesekkan kedua payudaranya ke pantat Novi dengan sedikit menurunkan tubuhnya.

Lalu Novi membalikkan tubuhnya. Dibimbingnya Sari untuk duduk di meja. Novi lalu menjilati payudara kiri Sari. Kedua kaki Sari menjepit pinggang Novi. Novi melanjutkan dengan menghisap payudara kiri Sari. Kembali Novi menjilati payudara kiri Sari. Kali ini dilanjutkan dengan menjilati leher Sari yang menengadahkan kepalanya. Sari merebahkan tubuhnya ke meja. Novi naik ke meja dan menungging di atas kepala Sari yang langsung menghisap vagina Novi dengan lidahnya. Sari sendiri juga membelai vaginanya sendiri dengan kedua tangannya.

Sari bangkit dari posisi tidurnya. Dia juga menungging dan menghisap vagina Novi dengan lidahnya dari belakang. Setelah beberapa menit, dibaliknya tubuh Novi. Dihisapnya kembali vagina Novi dengan lidahnya. Sari merasa lelah dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya di samping Novi. Novi merasa belum puas. Dia mencium Sari yang dibalas Sari dengan ciuman pula. Kedua jari tengah tangan mereka mengocok vagina mereka masing-masing.

Akhirnya mereka berdua berdiri. Mereka berpelukan sambil mengesekkan vagina mereka. Kedua payudara mereka saling menempel. Agak lama mereka dalam saling menggesek vagina. Lalu Novi menjilati payudara kiri Sari.

Hanya sebentar. Lalu Novi mengangkat tubuh Sari dan dibawanya ke tempat tidur. Diturunkannya tubuh Sari di tempat tidur. Lalu dia memposisikan vaginanya supaya dihisap oleh Sari dengan lidahnya. Novi lalu menurunkan pantatnya ke kedua payudara Sari. Digeseknya payudara Sari dengan pantatnya. Dijitatinya juga lidah Sari yang terjulur keluar. Jilatannya turun ke leher. Pantatnya juga semakin turun. Vaginanya akhirnya bertemu dengan vagina Sari. Mereka saling menggesekkan vagina mereka. Novi meremas kedua payudara Sari dengan kedua tangannya. Dijilatinya juga kedua kedua payudara Sari bergantian. Jilatan lidahnya semakin turun ke bawah dan menjilati pusar Sari.
Kedua tangannya masih meremas kedua payudara Sari yang kelihatan sudah mencapai titik puncak kegairahan. Lidahnya menghisap vagina Sari yang kedua tangannya sendiri mengganti kedua tangan Novi dalam meremas payudaranya. Novi akhirnya juga telah mencapai titik puncak kegairahan. Dia tertidur dengan kepalanya masih berada di atas selangkangan Sari. Sari sendiri juga tertidur dengan kedua tangan berada di kedua payudaranya sendiri. Tahu-tahu hari sudah pagi dan mereka berdua berpamitan kepadaku untuk kembali ke tempatnya semula.

Demikian ceritaku. Mungkin terlalu sederhana. Tidak seperti ketika menulis artikel untuk media cetak. Aku berharap ada kaum lesbian yang mau kulihat langsung percumbuannya dan kalau diijinkan bisa kurekam sebagai sebuah VCD porno dan disebarluaskan di pasaran.

No comments

Powered by Blogger.