Menikmati Tubuh Teman Istri Yang Bahenol

Menikmati Tubuh Teman Istri Yang Bahenol
Menikmati Tubuh Teman Istri Yang Bahenol
BeritaUmum - Sejak aku berhasil menyetubuhi Cik Ling dan dia membuatku hilang keperjakaanku, aku terobsesi menikmati tiga teman kantorku dan satu lagi adik ipar Cik Ling, Cik Lita. Hari Sabtu lalu, Cik Lita mendatangiku.
 Gila, seksi benar. Dia duduk di depanku. Kaosnya super ketat dan celana jeans-nya super ketat membuat tubuhnya tercetak jelas dan dapat kulihat. Seolah Cik Lita membiarkan aku menikmati tubuhnya. Kapan ya, pikirku. Ketika aku hampir lebih melamun, aku dikejutkan Lita yang masuk ruanganku tanpa mengetuk. Lita terkesiap dan menyatakan ketidak senangannya atas apa yang mataku lakukan dengan Cik Lita. Aku bisa lihat di wajahnya dan Lita berdiri kaku di samping Cik Lita, kemudian Lita keluar.

Menikmati Tubuh Teman Istri Yang Bahenol


Setelah selesai berbicara dengan Cik Lita, Cik Lita keluar dengan sedikit pandangan lain kepadaku dan membuatku kelabakan. Aku sempat berpikir, Apakah Cik Ling bicara dengan Cik Lita ya? Ahh, aku membayangkan yang, ya ya ya, dengan Cik Lita dan Cik Ling lagi.
Lima belas menit kira-kira, Lita masuk lagi ke ruanganku, lalu ditutupnya. Ruanganku ber-AC dan Lita dengan sedikit akting memarahiku. Kupikir Lita ini cemburu. Dan makin aku mendapatkan jalan lapang menikmati tubuh Lita.”Iya, iya, aku minta maaf. Mau memaafkan nggak? Entar tak kasih hadiah,” kataku pada Lita. Lita mengangguk. Lita memang sayang sama aku, hampir tiap hari Lita membawakanku kue. Lita tahu kalau aku suka kelaparan sebelum makan siang. Dari situ, aku bisa lebih dekat dengan Lita, istri Mas Heru ini. Mengapa Lita rela memperhatikanku ya? Ada yang tak beres sepertinya hubungan mereka berdua. Lita sudah punya dua anak yang masih balita dan dia baru berumur 26 tahun.

Akhirnya, sesuai janjiku, aku memberikan sesuatu untuk Lita. Daster hitam. Aku terus terang sudah membayangkan Lita memakai daster hitam ini dan aku menyetubuhinya. Ahh, aku jadi ingat Cik Ling yang banyak mengajariku soal persetubuhan.
“Lita, ini buatmu ya?” Lita tersenyum sambil menerima kadoku.
“Bagaimana kabar rumah Lita?” tanyaku melanjutkan.
“Baik Jo,” katanya agak terpaksa.
“Kemana Mas Heru hari ini?” kataku memberanikan lebih dalam.
“Oooh, baru pergi ke Bogor, ada seminar dan training seminggu di sana,” katanya.
Wah, ini kesempatan buatku.
“Maukah Lita menemuiku nanti sore? tanyaku.
Sementara aku berakting biasa karena teman-teman kantor di luar bisa melihatku di dalam ruangan berkaca ini. Lita diam saja.
“OK, kalau Lita mau temui aku di sini,” kutuliskan nama hotel berbintang di dekat rumahnya, “Sore nanti ya, sejam setelah pulang kantor, dan kuharap Lita mau pakai apa yang aku berikan itu,” kataku merayu.

Lita keluar dari ruanganku, hatiku berkecamuk. Mau tidak dia ya? Pikir dan anganku. Yaa, paling-paling aku kehilangan uang hotel saja. Segera aku telepon hotel dan aku booking kamar 617 (lantai 6 kamar 17). Aku pesan yang menghadap ke selatan, sehingga bisa melihat bukit-bukit di selatan kotaku. Aku telepon Lita dan memberitahu nomor kamarku. Lita diam saja. Aku makin gelisah.
Aku pulang sejam lebih awal. Mobil kutinggalkan di parkir Mall di kotaku dan aku naik taksi ke hotel. Dengan jantung yang makin berdegub aku menunggu Lita datang. Akhirnya ada ketukan di kamarku dan yaa, hatiku melonjak karena Lita datang.

Ahh, senyumnya malu-malu dan segera kutarik ke dalam, kukunci pintu. Kami berpandangan dan akhirnya kami berpelukan, aku dekap Lita sekuatku dan kuciumi kuat bibirnya yang manja. Ahh Lita, kau benar-benar menjadi milikku sore ini.
“Lita bawa daster hitam yang aku beri?” dia mengangguk. Dan aku memintanya untuk memakai sekarang. Kusuruh dia ke kamar mandi, sementara aku melucuti pakaianku sendiri hingga telanjang. Aku berdiri agak bersembunyi. Aku ingin menikmati Lita, bagaimana dia berjalan. Aku mengelusi kemaluanku sendiri. Ahh, tunggu ya, sabar ya, kataku dalam hati pada kemaluanku. Lama sekali Lita di kamar mandi. Sekitar 15 menit kemudian, kulihat pintu kamar mandi dibuka Lita dan amboi.. kuperhatikan dia berjalan dari belakang dan dia mencariku ketika sampai dekat tempat tidur.

Akhirnya dia tahu persembunyianku. Aku keluar dengan tubuhku yang telanjang, dengan batang kemaluanku yang menegang kuat penuh. Lita terhenyak melihatku, matanya terpaku menjalari tubuhku dan terakhir melihat kemaluanku. Batang kemaluanku kalau tegang maksimum kira-kira 15 cm dan 4,5 cm diameternya. Lalu kupanggil supaya dia mendekat dan aku juga bergerak mendekat. Seksi sekali Lita dengan daster hitam yang kuberikan. Pundaknya hanya dilapisi tali hitam kecil. Ahh, Lita sudah tidak pakai BH lagi, buah dadanya tampak menggunung dan bergerak-gerak ketika dia berjalan.

Ooh, kedua bukitnya kurasakan nikmat di dadaku. Kupandangi dia ketika kami berdekapan. Tanganku bergerilya di bagian belakang tubuhnya menelusuri punggung dan ke pantatnya yang indah tertutup daster hitam. Aku kaget karena dibalik daster hitam itu sudah tak ada lagi BH dan celana dalam. Dengan sekali sentak pasti Lita sudah telanjang di dekapanku. Pikiranku berubah. Aku ingin menyetubuhi anusnya dulu dengan Lita masih memakai daster. Lalu, kubalikkan tubuhnya. Lita menyandarkan kepalanya di dada kiriku. Wajahnya menghadapku dari samping. Ahh, benar-benar menggairahkan tubuhnya. Buah dadanya yang besar menantangku, juga tubuhnya, semuanya. Dengan manja dan minta, aku memaguti mulutnya, menguluminya. Tanganku bergerak meraba leher, kepala, telinganya.

Kami berkuluman lama, kuciumi pipinya, telinganya, dahinya dan tanganku mulai merambati kedua buah dadanya dan kuberikan lagi sensasi-sensai yang sangat menikmatkannya. Tubuhnya sesekali membusung ke depan menikmati gerakan tanganku meremasi buah dadanya. Lalu tiba-tiba tubuhnya menunduk dan makin membungkuk, aku menahan dengan tanganku yang masih di buah dadanya. Lita sangat menikmati. Akhirnya Lita dan aku tidak kuat menahan tubuhnya dan Lita makin menunduk akhirnya mencapai dasar lantai, Lita membungkuk. Kubuka daster bawahnya ke atas dan kulihat pantatnya yang menggairahkan. Lita menungging, aku meremasi buah dadanya dari belakang. Aku menciumi pantatnya dan bibir kemaluannya, menggairahkan sekali. Kuraih klitorisnya dan membuat tunggingannya semakin naik dan membuka. Kugesekkan batang kemaluanku di sepanjang bibir kemaluannya bergerak ke atas ke anusnya. Seolah Lita tahu keinginanku. Akhirnya aku terdiam. Lita tahu sekarang kalau aku mau anusnya. Aku diam, sementara kemaluanku sudah berada di bibir anusnya. Lita gerakkan pantatnya dan aku diam. Lita terus bergerak ke belakang membuat batang kemaluanku semakin terbenam di anusnya. Lita sangat menikmatinya dan tidak merasakan sakit. Akhirnya seluruh batang kemaluanku tertanam di anusnya. Ooh, nikmat sekali jepitan anusnya.

Aku menikmati sensasi kenikmatan ini dan kuraih lagi buah dadanya dari belakang sementara Lita masih menungging. Kuremasi lagi dan kugerakkan lembut batang kemaluanku yang sudah terbenam penuh di anusnya. “Ooh Lita, Lita,” kataku. Akhirnya aku mulai tidak tahan lagi, cepat-cepat kucabut dan sebelum Lita tersadar, batang kemaluanku sudah menghujam ke lubang kemaluannya dengan cepat. Lita tersentak sebentar sebelum Lita sangat menikmati goyanganku. Sementara batang kemaluanku tertahan, aku melucuti dasternya sehingga Lita telanjang dalam gaya “doggy”-ku. Aku ingin Lita jadi betinaku seperti anjing jantan menyenggamai betinanya. Sambil masih menungging, kugoyangkan nikmat, kuciumi Lita dari belakang, kuraih buah dadanya dan Lita melenguh kenikmatan. Lita makin tidak tertahan menikmati sensasi di liang kemaluannya. Makin rapat dan menungging saja dia, batang kemaluanku berdenyut seiring denyutan jantungku. Akhirnya dengan satu teriakan keras kami bersama orgasme. Aku semprotkan spermaku ke liang senggamanya sementara Lita memuntahkan cairan kewanitaannya menghangati batang kemaluanku. Lita terkulai telungkup dengan menyisakan gerakan-gerakan kepuasan ketika aku menyetubuhinya.
Kucabut batang kemaluanku dan kucumbui Lita. Sisa-sisa ketegakan batang kemaluanku dan sperma bercampur cairan kewanitaannya kuarahkan ke mulutnya dan pipinya. Diraihnya batang kemaluanku oleh Lita dan dikuluminya. Dibersihkannya dengan mulutnya yang menggairahkan itu dan batang kemaluanku mengeras lagi.

Satu istimewa pada Lita adalah buah dadanya yang berbentuk menggantung seperti buah pepaya besar. Aku suka memperhatikan BH-nya dari depan di kantor yang suka merosot ke bawah menahan beratnya kedua bukit indah itu. Aku suka membayangkan kapan aku bisa menikmatinya. Dari tadi aku hanya meremasi saja. Dan ketika batang kemaluanku tegak lagi oleh kuluman dan sedotannya, kutuntun Lita ke kamar mandi. Aku ingin menyetubuhinya lagi di sana.

Kami mandi bersama dengan shower yang hangat. Tubuh Lita sangat seksi apalagi dengan buah dadanya. Kucumbui Lita lagi. Kutengadahkan mulutnya dan dengan terpejam, bibirnya kulumat lembut. Sementara tanganku meremasi buah dadanya, batang kemaluanku bergesekan dengan kemaluannya. “Ahh..”Lalu kuangkat Lita ke meja di kamar mandi. Kucumbui dia, kukulumi bibirnya, dan akhirnya aku sampai di bukit indah. Dipeganginya kepalaku dan dengan nafas terengah-engah kenikmatan dengan kepala yang didongakkan, Lita menikmati cumbuanku atas buah dadanya. Kukulumi, kupaguti buah dadanya, menggairahkan sekali. Aku puas dan berlari turun ke perutnya. Kuambil kursi dan kutaruh kaki Lita terbuka dipundakku, sementara dia duduk di meja. Kujilati pahanya dan menjalari ke bukit hitam kemaluannya. Ahh, kukulumi, kujilati dan cumbui kloritisnya dan Lita sudah tidak tahan lagi. Kubopong sementara kedua kakinya menjepit pinggangku, sementara aku bangkit mengulumi lagi kedua buah dadanya bergantian. Kubawa Lita ke tempat tidur, kurebahkan di sana.

Sebelum sensasi hilang, kuburu tubuhnya, kubuka selakangannya dan Lita menurut saja. Sekarang aku di tengah-tengah kedua kaki Lita yang terbuka dan diangkat. Ahh, kulihat Lita meremasi buah dadanya sendiri, itu satu tanda agar aku segera menyetubuhinya lagi. Aku membungkuk dan kuciumi pahanya ke bawah ke arah bukit hitam di kemaluannya. Lita tergelincang kenikmatan. Sementara tanganku meremasi kedua buah dadanya, kucumbui lagi kemaluannya yang makin basah. “Uhh, enak sekali Jo, ehh.. ehh..” lenguhan Lita memanjang, “Joo, Joo.. teruskan.. ehh..” dan mulutku semakin dibasahi oleh cairan kewanitaannya bercampur dengan deru birahi Lita yang memuncak.Aku semakin menikmati saja persetubuhan ini dan kusiapkan kemaluanku untuk lubang kemaluannya yang semakin siap menerimanya. Kuambil bantal dan kuganjal pinggulnya supaya aku lebih leluasa menyetubuhinya. Kucumbui lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku. “Ahh Jo, cepat, cepat Jo, cepatt.. ahh.. ehh..” lenguhannya, desisannya, geliatnya sangat merangsangku. Lalu batang kemaluanku kumasukkan perlahan-lahan. Kepala kemaluanku terhujam, kugosokkan ke dinding lubang kemaluannya memutar beberapa kali. Lita sangat menikmati. Kumasukkan lagi lebih dalam lubang yang menggairahkan untukku karena dinding lubang kemaluan Lita memberi sensasi yang makin memuncak pada batang kemaluanku.

Aku diam sejenak ketika terhujam separuh. Lita memainkan pinggulnya sendiri seperti menyetubuhiku. “Ohh Lita,” kataku, “Nikmat sekali..” Lita terus menggoyang pinggulnya, akhirnya kuimbangi dengan dorongan dan gerakan memutar yang membuat batang kemaluanku terhujam penuh di lubang kemaluan Lita. Lita menggelinjang, mengerang, mendesis, “Uhh.. ahh.. Jo, Jo..” beberapa kali namaku dipanggilnya. Aku merasakan ada yang lain di samping jepitan pinggulnya yang tersalur ke lubang kemaluannya pada batang kemaluanku. Lita akan orgasme dan kubiarkan Lita mencapai kenikmatan sampai Lita lepas. Aku pun makin tidak bisa menahan, sebentar lagi mau keluar. Dengan beberapa kali genjotan, kucabut segera batang kemaluanku dan melangkah ke mulut Lita. Lita terpejam-pejam dan kumuntahkan spermaku membasahi mulutnya, hidungnya, matanya, pipinya. Ahh, Lita menjilatinya, juga batang kemaluanku dikuluminya. Sekali lagi kusemprotkan spermaku ke mulutnya. Lita menelannya.

Uhh, nikmat sekali. Aku menikmati lagi buah dadanya sebagai bagian akhir aku menyetubuhinya. Kulihat Lita menggelepar-gelepar menikmati sensasi akhir yang kuberikan. Aku mencumbui Lita dan kumasukkan ke mulutnya spermaku dengan lidahku dan bertebaran di kepalanya. Kupeluki Lita sampai dia lelah tertidur dalam pelukanku.
Ahh Lita, akhirnya tubuhmu kudapatkan juga. Betapa nikmatnya. Akhirnya Lita pulang setelah membersihkan diri bersama. Kami suka melakukannya dan mengulangi persetubuhan di hotel yang sama di sore hari sepulang jam kantor. Jadi aku punya dua tubuh kepuasan seksku, Cik Ling dan Lita. Sebentar lagi aku mau Sasa. Tapi, Cik Lita sepertinya lebih menggoda.

No comments

Powered by Blogger.