Dikerjai Oleh Tukang Becak Yang Lagi Sangek

Dikerjai Oleh Tukang Becak Yang Lagi Sangek
Dikerjai Oleh Tukang Becak Yang Lagi Sangek
DominoQQ - Wendi yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Wendi pun bergeser ke bagian leher gadis itu. “Oohh.. Eenngghh..”, Siska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Wendi. Cengkeraman Wendi di tubuh Siska cukup kuat sehingga membuat Siska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Siska pasrah di hadapan Wendi yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Wendi meraih kepala Siska dan menekan tubuh Siska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Wendi yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Wendi kepala Siska dihadapkan pada penisnya. “Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Wendi sambil menjambak rambut Siska. Takut pada bentakan Wendi, Siska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Wendi mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Siska. “Hmmphh..”, Siska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Siska menggelembung karena batang kemaluan Wendi yang menyumpalnya. “Akhh..” sebaliknya Wendi mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Siska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Siska. Siska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Wendi. Sementara kedua tangan Wendi yang masih mencengkeram erat kepala Siska mulai menggerakkan kepala Siska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Siska. Suara berdecak-decak dari liur Siska terdengar jelas diselingi batuk-batuk. Beberapa menit lamanya Wendi melakukan hal itu kepada Siska, dia nampak benar-benar menikmati.

Dikerjai Oleh Tukang Becak Yang Lagi Sangek

Tiba-tiba badan Wendi mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Siska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Siska. Wajah Wendi menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan.. “Aakkhh..”, Wendi melengking, croot.. croott.. crroott.. Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Wendi yang mengisi mulut Siska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Siska berusaha melepaskan batang penis Wendi dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Wendi mencengkeram kuat kepala Siska. Sebagian besar sperma Wendi berhasil masuk memenuhi rongga mulut Siska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Siska. “Ahh”, sambil mendesah lega, Wendi mencabut batang kemaluannya dari mulut Siska. Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Siska. Demikian pula halnya dengan mulut Siska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Siska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Wendi seperti itu. “Sudah Pak.. Sudahh..” Siska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Wendi yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Siska. Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Wendi membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

 Wendi kemudian memegang tubuh Siska yang masih menangis terisak-isak. Siska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Siska bergetar ketika Wendi menidurkan tubuh Siska di lantai gudang yang kotor itu, Siska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Wendi. Setelah Siska terbaring, Wendi menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Siska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Wendi memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Siska. Kedua mata Wendi pun melotot tajam ke arah kemaluan Siska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali. Wendi langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Siska. Siska menjerit ketika Wendi mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Siska. “Aakkhh..”, Siska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya. Kedua tangan Siska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Siska dengan kasar dan bersemangat. “Aaiihh..”, Siska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Wendi. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Siska. Agen BandarQ Terbaik “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Wendi mendesis nikmat. Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Wendi langsung menggenjot tubuh Siska dengan kasar. “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Siska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Wendi yang keras dan kasar. Sementara Wendi yang tidak peduli terus menggenjot Siska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Siska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya. 

Sekitar lima menit lamanya Wendi menggagahi Siska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Wendi sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Siska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Wendi kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Wendi pun berejakulasi. “Aahh..” Wendi memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Siska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Wendi. Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Wendi. Wendi puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya. Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Wendi dengan becaknya kembali mengantarkan Siska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Siska tak mampu lagi berjalan normal hingga Wendi terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Wendi dengan leluasa menuntun tubuh lemah Siska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Siska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Wendi pun kemudian meninggalkan Siska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Siska yang masih terduduk lemas di kursi teras.

No comments

Powered by Blogger.