2 Gadis Sangek Akibat VCD Porno
2 Gadis Sangek Akibat VCD Porno |
DominoQQ - Saya
adalah seorang mahasiswa yang sedang pulang untuk liburan. Di suatu hari yang
cerah, saya sedang berbaring untuk mencoba tidur siang. Ternyata ibu
memanggilku dari luar. Segera saya beranjak dari tempat tidur untuk menemuinya,
dan ternyata ibu memintaku untuk mengantarkan sebuah bungkusan untuk diserahkan
ke teman arisannya.
Tanpa
banyak tanya saya segera bergerak ke alamat yang dituju yang tidak berbeda jauh
dari rumahku. Sesampainya di sana aku melihat sebuah rumah yang besar dengan
arsitektur yang menawan. Aku segera memijit bel di pintu pagar rumah tersebut.
Tidak
beberapa lama keluarlah seorang gadis manis yang memakai kaos bergambar tweety
kedodoran sehingga tidak terlihat bahwa gadis itu memakai celana, walaupun
akhirnya saya melihat dia memakai celana pendek. Singkat kata saya segera
bertanya tentang keberadaan teman ibu saya.
“Hmm…,
sorry nih, Ibu Raninya ada?, saya membawa kiriman untuk beliau”, tanyaku.
“Wah lagi pergi tuh, Kak…, Kakak siapa ya?”, tanyanya lagi.
“Oh saya anaknya Ibu Erlin”, jawabku.
“Wah lagi pergi tuh, Kak…, Kakak siapa ya?”, tanyanya lagi.
“Oh saya anaknya Ibu Erlin”, jawabku.
2 Gadis Sangek Akibat VCD Porno
Tiba-tiba
cuaca mendung dan mulai gerimis. Sehingga gadis manis itu mempersilakan saya
masuk dahulu.
“Kakak
nganterin apaan sih?”, tanyanya.
“Wah…, nggak tahu tuh kayaknya sih berkas-berkas”, jawabku sambil mengikutinya ke dalam rumahnya.
“Memang sih tadi Mama titip pesen kalo nanti ada orang yang nganterin barang buat Mama…, tapi aku nggak nyangka kalo yang nganter cowo cakep!”, katanya sambil tersenyum simpul.
“Wah…, nggak tahu tuh kayaknya sih berkas-berkas”, jawabku sambil mengikutinya ke dalam rumahnya.
“Memang sih tadi Mama titip pesen kalo nanti ada orang yang nganterin barang buat Mama…, tapi aku nggak nyangka kalo yang nganter cowo cakep!”, katanya sambil tersenyum simpul.
Mendengar
pernyataan itu saya menjadi salah tingkah. Saat saya memasuki ruang tengah
rumah itu, saya menjumpai seorang gadis manis lagi yang sedang asyik nonton TV,
tapi melihat kami masuk ia seperti gugup dan mematikan TV yang ditontonnya.
“Ehmm…,
Trid siapa sih?”, tanya gadis itu.
“Oh iya aku Astrid dan itu temanku Sara, kakak ini yang nganterin pesanan mamaku..”, jawab gadis pemilik rumah yang ternyata bernama Astrid.
“Oh iya aku Astrid dan itu temanku Sara, kakak ini yang nganterin pesanan mamaku..”, jawab gadis pemilik rumah yang ternyata bernama Astrid.
“Eh
iya nama gue Ian”, jawabku.
Tidak
lama kemudian aku dipersilakan duduk oleh Astrid. Aku segera mencari posisi
terdekat untuk duduk, tiba-tiba saat aku mengangkat bantal yang ada di atas
kursi yang akan aku duduki aku menemukan sebuah VCD porno yang segera
kuletakkan di sebelahku sambil aku berkata, “Eh…, kalo ini punya kamu
nyimpannya yang bener nanti ketahuan lho”.
Dengan
gugup Astrid segera menyembunyikan VCD tersebut di kolong kursinya, lalu segera
menyalakan TV yang ternyata sedang menayangkan adegan 2 orang pasangan yang
sedang bersetubuh. Karena panik Astrid tidak dapat mengganti gambar yang
ada.Untuk menenangkannya tanpa berpikir aku tiba-tiba nyeletuk.
“Emang
kalian lagi nonton begini nggak ada yang tahu?”.
Dengan
muka memerah karena malu mereka menjawab secara bersamaan tapi tidak kompak
sehingga terlihat betapa paniknya mereka.
“Ehh…,
kita lagi buat tugas biologi tentang reproduksi manusia”, jawab Astrid
sekenanya. Dapat kulihat mimik mukanya yang ketakutan karena ia duduk tepat di
sampingku.
“Tugas biologi?, emangnya kalian ini kelas berapa sih?”,tanyaku lagi.
“Kita udah kelas 3 SMA kok!”, jawab Sara. Aku hanya mengangguk tanda setuju saja dengan alasan mereka.
“Kenapa kalian nggak nyari model asli atau dari buku kedokteran?”, tanyaku.
“Emang nyari dimana Kak?”, tanya mereka bersamaan.
“Hi.., hi.., hi.., siapa aja…, kalo gue jadi modelnya mo dibayar berapa?”, tanyaku becanda.
“Emang kakak mau jadi model kita?”, tanyanya.
“Tugas biologi?, emangnya kalian ini kelas berapa sih?”,tanyaku lagi.
“Kita udah kelas 3 SMA kok!”, jawab Sara. Aku hanya mengangguk tanda setuju saja dengan alasan mereka.
“Kenapa kalian nggak nyari model asli atau dari buku kedokteran?”, tanyaku.
“Emang nyari dimana Kak?”, tanya mereka bersamaan.
“Hi.., hi.., hi.., siapa aja…, kalo gue jadi modelnya mo dibayar berapa?”, tanyaku becanda.
“Emang kakak mau jadi model kita?”, tanyanya.
Mendengar
pertanyaan itu giliran aku yang menjadi gugup.
“Siapa
takut!”, jawabku nekat.
Ternyata,
entah karena mereka sudah ‘horny’ gara-gara film BF yang mereka tonton itu,
Astrid segera mendekatiku dengan malu-malu.
“Sorry
kak boleh ya ‘itunya’ kakak Astrid pinjem”, bisiknya.
Dengan
jantung yang berdegup kencang aku membiarkan Astrid mulai membuka retsleting
celanaku dan terlihat penisku yang masih tergeletak lemas.
“Hmm…,
emangnya orang rumah kamu pada pulang jam berapa?”, tanyaku mengurangi degup
jantungku. Tanpa dijawab Astrid hanya memegangi penisku yang mulai menegang.
“Kak, kalo cowok berdiri itu kayak gini ya?”, tanyanya.
“Wah segini sih belum apa-apa”, jawabku.
“Coba kamu raba dan elus-elus terus”, jawabku.
“Kalo di film kok kayaknya diremas-remas terus juga dimasukin mulut namanya apa sih?”, tanyanya lagi.
“Kak, kalo cowok berdiri itu kayak gini ya?”, tanyanya.
“Wah segini sih belum apa-apa”, jawabku.
“Coba kamu raba dan elus-elus terus”, jawabku.
“Kalo di film kok kayaknya diremas-remas terus juga dimasukin mulut namanya apa sih?”, tanyanya lagi.
Ketegangan
penisku hampir mencapai maksimal.
“Nah
ukuran segini biasanya cowok mulai dapat memulai untuk bersetubuh, gimana kalo
sekarang aku kasih tahu tentang alat kelamin wanita, Emm.., vagina namanya”,
mintaku.
Tanpa
banyak tanya ternyata Astrid segera melepaskan celananya sehingga terlihat
vaginanya yang masih ditutupi bulu-bulu halus, Astrid duduk di sampingku
sehingga dengan mudah aku mengelus-elus bibir vaginanya dan mulai memainkan
clitorisnya.
“Ahh…,
geli…, Kak.., ahh…, mm..”, rintihnya dengan mata yang terpejam.
“Ini yang namanya clitoris pada cewek (tanpa melepaskan jariku dari clitorisnya) nikmat kan kalo aku beginiin”, tanyaku lagi. Dan dijawab dengan anggukan kecil.
“Ini yang namanya clitoris pada cewek (tanpa melepaskan jariku dari clitorisnya) nikmat kan kalo aku beginiin”, tanyaku lagi. Dan dijawab dengan anggukan kecil.
Tiba-tiba
Sara yang sudah telanjang bulat memasukkan penisku ke mulutnya.
“Kok
kamu sudah tahu caranya”, tanyaku ke Sara.
“Kan nyontoh yang di film”, jawabnya.
“Kan nyontoh yang di film”, jawabnya.
Tiba-tiba
terjadi gigitan kecil di penisku, tapi kubiarkan saja dan mengarahkan tangan
kiriku ke vaginanya sambil kuciumi dan kujilati vagina Astrid. Vagina Astrid
mulai dibasahi oleh lendir-lendir pelumas yang meleleh keluar. Tiba-tiba Astrid
membisiku,
“Kak
ajarin bersetubuh dong..?”.
“Wah boleh”, jawabku sambil mencabut penisku dari mulut Sara.
“Tapi bakal sedikit sakit pertamanya, Trid. Kamu tahan yah…”, bisikku.
“Wah boleh”, jawabku sambil mencabut penisku dari mulut Sara.
“Tapi bakal sedikit sakit pertamanya, Trid. Kamu tahan yah…”, bisikku.
Aku
mengangkangkan pahanya dan memainkan jariku di lubang vaginanya agar
membiasakan vagina yang masih perawan itu. Dan aku pelan-pelan mulai menusukkan
penisku ke dalam liang vagina Astrid, walau susahnya setengah mati karena pasti
masih perawan. Ketika akan masuk aku segera mengecup bibirnya, “Tahan ya
sayang…”.
“Aduh…,
sakit..”, teriaknya.
Kubiarkan
penisku di dalam vaginanya, beberapa menit baru kumulai gerakan pantatku
sehingga penisku bergerak masuk dan keluar, mulai terlihat betapa menikmatinya
Astrid akan pengalaman pertamanya.
“Masih
sakit nggak, Trid”, tanyaku.
“mm…, nggak…, ahh…, ahh…, uhh…, geli Kak”.
“mm…, nggak…, ahh…, ahh…, uhh…, geli Kak”.
Hampir
30 menit kami bersetubuh dan Astrid mulai mencapai klimaksnya karena terasa
vaginanya basah oleh lendir.
“Kak
Astrid pingin pipis!”, tanyanya.
“Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku.
“Ah…, ahh…, emm…., e..mm”, terasa otot vaginanya menegang dan meremas penisku.
“Nah Trid kamu kayaknya udah ngerasain ejakulasi tuh”.
“Jangan ditahan keluarin aja”, jawabku.
“Ah…, ahh…, emm…., e..mm”, terasa otot vaginanya menegang dan meremas penisku.
“Nah Trid kamu kayaknya udah ngerasain ejakulasi tuh”.
Aku
merebahkan tubuh Astid di sampingku dan segera menarik Sara yang sedang onani
sambil melihat film porno di TV.
“Sini
kamu mau nggak?”, tanyaku.
Tanpa
banyak tanya Sara segera bergerak mendekatiku, kuhampiri dia dan segera
mengangkat kaki kirinya dan kumasukkan penisku ke vaginanya dan tampaknya ia
menahan sakit saat menerima hunjaman penisku di lubang vaginanya sambil
memejamkan matanya rapat-rapat, tapi sekian lama aku mengocokkan penisku di
vaginanya mulai ia merintih keenakan. Aku terus melakukannya sambil berdiri
bersender ke tembok.
“aahh…,
Kak.., Sara.., Sara”, jeritnya dan tiba-tiba melemas, ia sudah kelur juga
pikirku.
Aku
bopong gadis itu ke kursi dan rupanya Astrid sudah di belakangku dan menyuruhku
duduk dan memasukkan penisku ke vaginanya dengan dibimbing tangannya. Aku telah
berganti tempat dan gaya, yang semua Astrid yang memerintahkan sesuai adegan di
film sampai akhirnya Astrid memberitahuku bahwa ia akan keluar.
“Trid
tahan yah…, aku juga udah mau selesai nih…, ahh…, aahh…, croot…,
creettt…,creet”, aku muntahkan beberapa cairan maniku di dalam vaginanya dan
sisanya aku semprotkan di perutnya.
“Enak…, yah Kak…, hanget deh memekku…, hmm…, ini sperma kamu?”, bisiknya dan kujawab dengan ciuman di bibirnya sambil kubelai seluruh tubuh halusnya.
“Enak…, yah Kak…, hanget deh memekku…, hmm…, ini sperma kamu?”, bisiknya dan kujawab dengan ciuman di bibirnya sambil kubelai seluruh tubuh halusnya.
Setelah
itu kami mandi membersihkan diri bersama-sama sambil kuraba permukaan payudara
Astrid yang kira-kira berukuran cukup besar untuk gadis seusianya, karena
terangsang mereka menyerangku dan memulai permainan baru yang di sponsori
gadis-gadis manis ini, yang rupanya mereka telah cepat belajar.
Post a Comment